Kamis, 11 Oktober 2012

pemeriksaan fisik pada ibu


PEMERIKSAAN FISIK PADA IBU HAMIL

A.    PENDAHULUAN
Pemeriksaan fisik adalah pemeriksaan yang lengkap dari penderita untuk mengetahui keadaan atau kelainan dari penderita.
Tujuannya adalah untuk mengetahui bagaimana keadaan umum ibu, bila keadaan umumnya baik agar dipertahankan, jangan sampai daya tahan tubuh menurun, untuk mengetahui adanya kelainan. Bila ada kelainan, maka kelainan itu lekas diobati dan disembuuhkan agar tidak mengganggu.
Pada pasien yang beu datang pertama kali melakukan pemeriksaan, maka pemeriksaan dilakukan dengan lengkap, dan pada pemeriksaan ulangan maka dilakukan yang perlu atau yang penting-penting saja.
Macam-macam cara pemeriksaan yaitu :
1.      Inspeksi ( pemeriksaan pandang/observasi )
2.      Palpasi ( pemeriksaan raba )
3.      Auskultasi ( pemeriksaan ketuk )

B.     PERALATAN DAN PERLENGKAPAN
1.      Tempat tidur
2.      Senter
3.      Thermometer
4.      Stetoskop
5.      Tensimeter
6.      Jam
7.      Hamer
8.      Sarung tangan
9.      Kapas sublimat
10.  Bengkok
11.  Timbangan berat badan
12.  Pita meter ( metlin )
13.  Pengukur tinggi badan
14.  Handuk
15.  Tempat cuci tangan/wastafel
16.  Larutan klorin 0,5 %

C.    PROSEDUR PELAKSANAA
1.      Jelaskan pada ibu maksud dan tujuan dilakukan pemeriksaan.
2.      Susun alat secara ergonomis untuk memudahkan dalam bekerja
3.      Cuci tangan menggunakan menggunakan sabun dibawah air mengalir, keringkan dengan handuk bersih.
4.      Atur posisi pasien senyaman mungkin ( berbaring pada tempat tidur yang rata ).
5.      Lakukan penilaian secara sistematis keadaan umum pasien, dengan inspeksi terhadap :
a.        keadaan umum
b.      status nutrisi
c.       warna kulit
d.      tekstur kulit
e.       dan pigmentasi.
6.      Lakukan pemeriksaan pada kepala dan wajah, dengan melakukan inspeksi dan palpasi pada kepala dan kulit kepala untuk melihat :
a.        Kesimetrian
b.      warna rambut
c.       adakah pembengkakkan
d.      kelembaban
e.       lesi
f.       edema
g.      dan bau.
7.      Lakukan inspeksi pada wajah adakah :
a.       Cloasma
b.      pembengkakan palpibrae.
8.      Lakukan peeriksaan pada mata :
a.       Melihat pergerakan bola mata
b.      Posisi dan kesejajaran mata
c.       Kelainan pada bola mata ( strabismus, Dll )
d.      Sklera dan konjungtiva
e.       Adakah vaskularisasi ( apakah tampak ikterus pada sklera dan apakah tampak anemi pada konjungtiva ).
f.       Inspeksi adakah sekret pada sklera dan konjungtiva
9.      Lakukan inspeksi pada hidung dari arah depan dengan memeriksa septum hidung berada ditengah atau tidak, adakah benda asing, sekret hidung, perdarahan dan polip.
10.  Lakukan pemeriksaan pada mulut dan kerongkongan dengan melakukan inspeksi untuk melihat :
-          Rongga mulit diperiksa adakah stomatis, kemampuan menggigit, mengunyah, dan menelan
-          Bibir : warna, simetris, lesi, kelembaban, pengelupasa dan bengkak
-          Gusi : warna dan edema
-          Gigi geligi : karang gigi, karies, sisa gigi
-          Lidah : kotor, warna, kesimetrisan, kelembaban, luka, bercak dan pembengkakan
-          Kerongkongan : tonsil, peradangan, lendir/sekret
11.  Lakukan inspeksi pada telinga dengan melihat canalis bersih atau tidak, radzng, cairan yang keluar, adakah benda asing.
12.  Lakukan pemeriksaan pada leher :
-          Lakukan inspeksi untuk melihat kesimetrisan, pergerakkan, adakah massa, kekakuan leher
-          Lakukan pemeriksaan pada kelenjar thyroid yaitu dengan melakukan inspeksi untuk melihat besarnya kelenjar thyroid dan juga bentuknya, lakukan palpasi dengan cara satu tangan dari samping atau dua tangan dari arah belakang. Lalu jari-jari meraba permukaan kelenjar dan pasien diminta untuk menelan, bila yang teraba itu tertelan hal itu menandakan benar adanya bahwa yang teraba adalah kelenjar throid yang membesar.
-          Lakukan palpasi pada vena jugularis untuk melihat tekanannya juga untuk melihat apakah vena jugularis mengembang secara nyata
-          Lakukan inspeksi dan palpasi pada leher, adakah pembesaran kelenjar limfe, bila ada tentukan ukuran, bentuk, mobilitas, dan konsistensi.
13.  Lakukan pemeriksaan pada dada dengan cara :
-          Lakukan inspeksi apakah pola pernafasan normal, adakah tanda-tanda ketidaknyamanan bernafas
-          Lakukan auskultasi pada dinding thorax dengan menggunakan stetoskop yaitu pasien diminta bernafas cukup dalam dengan mulut terbuka lalu letakkan stetoskop secara sistematis dari atas kebawah dengan membandingkan antara kiri dengan kanan.
-          Lihat bentuk payudara, kesimetrian, adanya benjolan atau tidak, bentuk puting susu, areola mamae.
14.  Lakukan inspeksi dan palpasi pada daerah ketiak ( pakai sarung tangan bila perlu )
15.  Lakukan pemeriksaan pada abdomen dengan cara :
-          Lakukan inpeksi untuk mengamati bentuk abdomen membusung/datar, umbilikus menonjol/tidak, adkah bayangan bendungan vena dikulit abdomen, apakah ada benjolan/massa, strie,  warna, ketebalan lemak.
-          Lakukan auskultasi dengan cara meletakkan stetoskop pada daerah epigastrium dan 4 kuadran abdomen, lalu dengarkan peristaltik usus ( normal 5-35 )
-          Lakukan palpasi, sebelum menanyakan pada pasien adakah bagian perut yang sakit, bila ada maka bagian tersebut dipalpasi terakhir. Melakukan palpasi abdomen dimulai dari palpasi umum dikeseluruhan dinding abdomen untuk encari tanda nyeri umum ( peritonitis, pankretitis ). Lalu cari dengan perabaan ada tidak massa benjolan ( tumor ). Melakukan pemeriksaan turgor kulit, lalu melakukan palpasi berikut ini :
Ø  Lakukan palpasi hepar dengan menggunakan jari tangan kanan dimulai dari kuadran kanan bawah berangsur-angsur naik mengikuti irama nafas dan gembungan perut dan berusaha merasakan sentuhan tepi hepar pada jari telunjuk. Bila normal maka hepar tidak teraba
Ø  Lakukan palpasi lien dengan cara bimanual jari-jari tangan kiri mengangkat dengan cara mengait dinding perut kiri atas dari arah belakang, sedangkan tangan kanan berupaya meraba lien ( bila normal maka tidak akan teraba )
Ø  Lakukan perkusi abdomen dengan cara mengetuk, jari tengah tangan kiri yang ditempelkan didinding abdomen, massa padat atau cair akan menimbulkan suara pekak.
Ø  Lakukan perkusi ginjal didinding abdomen belakang pada sudut costo vertebral dengan dialasi telapak tangan kita lakukan perkusi dengan sisi ulnar kepalan tangan kanan.
16.  Lakukan pemeriksaan ektremitas dengan cara :
-          Lakukan inspeks pada ekstremitas adakah edema, bila ada lakukan pemeriksaan dengan penekanan pada daerah yang dianggap terdapat edema, bila ada cekungan hal tersebut menandakan adanya edema.
-          Lakukan inspeksi adakah varises
-          Lakukan inspeksi lain untuk mengamati apakah ekstremitas simetris atau tidak, pergerakan bebas atau tidak, kelainan-kelainan lain
-          Lakukan perkusi :
Reflek biseb
Pegang lengan pasien yang disemifleksikan sambil menempatkan ibu jari diatas tendon otot bisep ibu jari kemudian diketok hal ini mengakibatkan gerakan fleksi lengan bawah, apabila ada kontraksi menandakan bahwa refleksi otot baik.
Reflek triseps
Pegang lengan bawah pasien yang difleksikan setengah ( semifleksi ). Setelah itu diketok pada tendon intersim trisep. Yang berada sedikit diatas Olekranon. Apabila lengan bawah mengadakan gerakan ekstensi, dan ada kontraksi menandakan bahwa reflek otot baik.
Ekstremitas bawah
Tungkai difleksikan dan digantung, misalnya pada tempat tidur. Kemudian ditekok pada tendon muskulus kuadriseps femoris, dibawah atau diatas patela, biasnya dibawah patela apabila ada kontraksi berarti refleks otot baik.
17.  Periksa punggung pasien, inspeksi adakah kelainan pada spina, bagaimana bemtuk bujur sangkar michelis.
18.  Pakai sarung tangan
19.  Lakukan vulva higiene
20.  Lakukan pemeriksaan genetalia dan kelenjar limfe inguinal dimana :
-          Melakukan palpasi pada kelenjar limfe, apakah teraba mebesar atau nyeri.
-          Melakukan inspeksi pada vulva secara keseluruhan adakah prolapus uteri, benjolan pada kelenjar bartholini, pengeluaran pervaginam ( sekret ), bila ada diamati warna, bau, nyeri ( sebaiknya dilakukan pada meja ginekologi )
21.  Lakukan pemeriksaan pada anus bersamaan dengan pemeriksaan genetalia dengan melakukan inspeksi untuk mengetahui adakah haemoroid, fistula dan kebersihan.
22.  Rapikan pasien
23.  Bereskan alat
24.  Lepas sarung tangan
25.  Cuci arung tangan dalam larutan klorin 0,5%, lepas secara terbalik dan direndam selama 10 menit
26.  Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir, keringkan dengan handuk bersih
27.  Jelaskan hasil pemeriksaan pada aibu
28.  Lakukan dokumentasi tindakan dan pemeriksaan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar