Kamis, 11 Oktober 2012

pemeriksaan fisik pada ibu


PEMERIKSAAN FISIK PADA IBU HAMIL

A.    PENDAHULUAN
Pemeriksaan fisik adalah pemeriksaan yang lengkap dari penderita untuk mengetahui keadaan atau kelainan dari penderita.
Tujuannya adalah untuk mengetahui bagaimana keadaan umum ibu, bila keadaan umumnya baik agar dipertahankan, jangan sampai daya tahan tubuh menurun, untuk mengetahui adanya kelainan. Bila ada kelainan, maka kelainan itu lekas diobati dan disembuuhkan agar tidak mengganggu.
Pada pasien yang beu datang pertama kali melakukan pemeriksaan, maka pemeriksaan dilakukan dengan lengkap, dan pada pemeriksaan ulangan maka dilakukan yang perlu atau yang penting-penting saja.
Macam-macam cara pemeriksaan yaitu :
1.      Inspeksi ( pemeriksaan pandang/observasi )
2.      Palpasi ( pemeriksaan raba )
3.      Auskultasi ( pemeriksaan ketuk )

B.     PERALATAN DAN PERLENGKAPAN
1.      Tempat tidur
2.      Senter
3.      Thermometer
4.      Stetoskop
5.      Tensimeter
6.      Jam
7.      Hamer
8.      Sarung tangan
9.      Kapas sublimat
10.  Bengkok
11.  Timbangan berat badan
12.  Pita meter ( metlin )
13.  Pengukur tinggi badan
14.  Handuk
15.  Tempat cuci tangan/wastafel
16.  Larutan klorin 0,5 %

C.    PROSEDUR PELAKSANAA
1.      Jelaskan pada ibu maksud dan tujuan dilakukan pemeriksaan.
2.      Susun alat secara ergonomis untuk memudahkan dalam bekerja
3.      Cuci tangan menggunakan menggunakan sabun dibawah air mengalir, keringkan dengan handuk bersih.
4.      Atur posisi pasien senyaman mungkin ( berbaring pada tempat tidur yang rata ).
5.      Lakukan penilaian secara sistematis keadaan umum pasien, dengan inspeksi terhadap :
a.        keadaan umum
b.      status nutrisi
c.       warna kulit
d.      tekstur kulit
e.       dan pigmentasi.
6.      Lakukan pemeriksaan pada kepala dan wajah, dengan melakukan inspeksi dan palpasi pada kepala dan kulit kepala untuk melihat :
a.        Kesimetrian
b.      warna rambut
c.       adakah pembengkakkan
d.      kelembaban
e.       lesi
f.       edema
g.      dan bau.
7.      Lakukan inspeksi pada wajah adakah :
a.       Cloasma
b.      pembengkakan palpibrae.
8.      Lakukan peeriksaan pada mata :
a.       Melihat pergerakan bola mata
b.      Posisi dan kesejajaran mata
c.       Kelainan pada bola mata ( strabismus, Dll )
d.      Sklera dan konjungtiva
e.       Adakah vaskularisasi ( apakah tampak ikterus pada sklera dan apakah tampak anemi pada konjungtiva ).
f.       Inspeksi adakah sekret pada sklera dan konjungtiva
9.      Lakukan inspeksi pada hidung dari arah depan dengan memeriksa septum hidung berada ditengah atau tidak, adakah benda asing, sekret hidung, perdarahan dan polip.
10.  Lakukan pemeriksaan pada mulut dan kerongkongan dengan melakukan inspeksi untuk melihat :
-          Rongga mulit diperiksa adakah stomatis, kemampuan menggigit, mengunyah, dan menelan
-          Bibir : warna, simetris, lesi, kelembaban, pengelupasa dan bengkak
-          Gusi : warna dan edema
-          Gigi geligi : karang gigi, karies, sisa gigi
-          Lidah : kotor, warna, kesimetrisan, kelembaban, luka, bercak dan pembengkakan
-          Kerongkongan : tonsil, peradangan, lendir/sekret
11.  Lakukan inspeksi pada telinga dengan melihat canalis bersih atau tidak, radzng, cairan yang keluar, adakah benda asing.
12.  Lakukan pemeriksaan pada leher :
-          Lakukan inspeksi untuk melihat kesimetrisan, pergerakkan, adakah massa, kekakuan leher
-          Lakukan pemeriksaan pada kelenjar thyroid yaitu dengan melakukan inspeksi untuk melihat besarnya kelenjar thyroid dan juga bentuknya, lakukan palpasi dengan cara satu tangan dari samping atau dua tangan dari arah belakang. Lalu jari-jari meraba permukaan kelenjar dan pasien diminta untuk menelan, bila yang teraba itu tertelan hal itu menandakan benar adanya bahwa yang teraba adalah kelenjar throid yang membesar.
-          Lakukan palpasi pada vena jugularis untuk melihat tekanannya juga untuk melihat apakah vena jugularis mengembang secara nyata
-          Lakukan inspeksi dan palpasi pada leher, adakah pembesaran kelenjar limfe, bila ada tentukan ukuran, bentuk, mobilitas, dan konsistensi.
13.  Lakukan pemeriksaan pada dada dengan cara :
-          Lakukan inspeksi apakah pola pernafasan normal, adakah tanda-tanda ketidaknyamanan bernafas
-          Lakukan auskultasi pada dinding thorax dengan menggunakan stetoskop yaitu pasien diminta bernafas cukup dalam dengan mulut terbuka lalu letakkan stetoskop secara sistematis dari atas kebawah dengan membandingkan antara kiri dengan kanan.
-          Lihat bentuk payudara, kesimetrian, adanya benjolan atau tidak, bentuk puting susu, areola mamae.
14.  Lakukan inspeksi dan palpasi pada daerah ketiak ( pakai sarung tangan bila perlu )
15.  Lakukan pemeriksaan pada abdomen dengan cara :
-          Lakukan inpeksi untuk mengamati bentuk abdomen membusung/datar, umbilikus menonjol/tidak, adkah bayangan bendungan vena dikulit abdomen, apakah ada benjolan/massa, strie,  warna, ketebalan lemak.
-          Lakukan auskultasi dengan cara meletakkan stetoskop pada daerah epigastrium dan 4 kuadran abdomen, lalu dengarkan peristaltik usus ( normal 5-35 )
-          Lakukan palpasi, sebelum menanyakan pada pasien adakah bagian perut yang sakit, bila ada maka bagian tersebut dipalpasi terakhir. Melakukan palpasi abdomen dimulai dari palpasi umum dikeseluruhan dinding abdomen untuk encari tanda nyeri umum ( peritonitis, pankretitis ). Lalu cari dengan perabaan ada tidak massa benjolan ( tumor ). Melakukan pemeriksaan turgor kulit, lalu melakukan palpasi berikut ini :
Ø  Lakukan palpasi hepar dengan menggunakan jari tangan kanan dimulai dari kuadran kanan bawah berangsur-angsur naik mengikuti irama nafas dan gembungan perut dan berusaha merasakan sentuhan tepi hepar pada jari telunjuk. Bila normal maka hepar tidak teraba
Ø  Lakukan palpasi lien dengan cara bimanual jari-jari tangan kiri mengangkat dengan cara mengait dinding perut kiri atas dari arah belakang, sedangkan tangan kanan berupaya meraba lien ( bila normal maka tidak akan teraba )
Ø  Lakukan perkusi abdomen dengan cara mengetuk, jari tengah tangan kiri yang ditempelkan didinding abdomen, massa padat atau cair akan menimbulkan suara pekak.
Ø  Lakukan perkusi ginjal didinding abdomen belakang pada sudut costo vertebral dengan dialasi telapak tangan kita lakukan perkusi dengan sisi ulnar kepalan tangan kanan.
16.  Lakukan pemeriksaan ektremitas dengan cara :
-          Lakukan inspeks pada ekstremitas adakah edema, bila ada lakukan pemeriksaan dengan penekanan pada daerah yang dianggap terdapat edema, bila ada cekungan hal tersebut menandakan adanya edema.
-          Lakukan inspeksi adakah varises
-          Lakukan inspeksi lain untuk mengamati apakah ekstremitas simetris atau tidak, pergerakan bebas atau tidak, kelainan-kelainan lain
-          Lakukan perkusi :
Reflek biseb
Pegang lengan pasien yang disemifleksikan sambil menempatkan ibu jari diatas tendon otot bisep ibu jari kemudian diketok hal ini mengakibatkan gerakan fleksi lengan bawah, apabila ada kontraksi menandakan bahwa refleksi otot baik.
Reflek triseps
Pegang lengan bawah pasien yang difleksikan setengah ( semifleksi ). Setelah itu diketok pada tendon intersim trisep. Yang berada sedikit diatas Olekranon. Apabila lengan bawah mengadakan gerakan ekstensi, dan ada kontraksi menandakan bahwa reflek otot baik.
Ekstremitas bawah
Tungkai difleksikan dan digantung, misalnya pada tempat tidur. Kemudian ditekok pada tendon muskulus kuadriseps femoris, dibawah atau diatas patela, biasnya dibawah patela apabila ada kontraksi berarti refleks otot baik.
17.  Periksa punggung pasien, inspeksi adakah kelainan pada spina, bagaimana bemtuk bujur sangkar michelis.
18.  Pakai sarung tangan
19.  Lakukan vulva higiene
20.  Lakukan pemeriksaan genetalia dan kelenjar limfe inguinal dimana :
-          Melakukan palpasi pada kelenjar limfe, apakah teraba mebesar atau nyeri.
-          Melakukan inspeksi pada vulva secara keseluruhan adakah prolapus uteri, benjolan pada kelenjar bartholini, pengeluaran pervaginam ( sekret ), bila ada diamati warna, bau, nyeri ( sebaiknya dilakukan pada meja ginekologi )
21.  Lakukan pemeriksaan pada anus bersamaan dengan pemeriksaan genetalia dengan melakukan inspeksi untuk mengetahui adakah haemoroid, fistula dan kebersihan.
22.  Rapikan pasien
23.  Bereskan alat
24.  Lepas sarung tangan
25.  Cuci arung tangan dalam larutan klorin 0,5%, lepas secara terbalik dan direndam selama 10 menit
26.  Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir, keringkan dengan handuk bersih
27.  Jelaskan hasil pemeriksaan pada aibu
28.  Lakukan dokumentasi tindakan dan pemeriksaan

Minggu, 07 Oktober 2012

CONTOH MAKALAH SISTEM REPRODUKSI PRIA

KATA PENGANTAR 
          Puji dan syukur penulis sanjungkan kepada Allah SWT, yang telah memberikan kesehatan dan kesempatan sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “ sistem reproduksi pria”. Makalah ini ditulis agar pembaca terutama mahasiswi kesehatan, dapat mengetahui bagaimana sistem reproduksi pria. Sehingga pembaca dapat menjadikan tulisan ini menjadi patokan saat praktik. Penulis menyadari, bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran sangat penulis harapkan demi sempurnanya telusan penulis kedepannya. 


Wassalam Banda Aceh,2011 Penulis 

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR                                                                
DAFTAR ISI                                                                              
PENDAHULUAN                                                                     
 A. LATAR BELAKANG                                                           
B. TUJUAN                                                                                
PEMBAHASAN                                                                        
A. SISTEM REPRODUKSI PRIA                                              
a. Organ reproduksi bagian                                                        
 I. Penis                                                                                      
 II. Buah zakar                                                                          
 III. Skrotum (kantung pelir)                                                       
b. Organ reproduksi bagian dalam                                              
I. Testis                                                                                   
II. Tubulus Seminiferus                                                             
III. Saluran Reproduksi                                                            
B. Spermatogenesis                                                                 
C. Hormon Pada Pria                                                             
D. Gangguan pada sistem reproduksi pria                               
E. Kelenjar kelamin pria                                                         
PENUTUP                                                                            
A. KESIMPULAN                                                                
B. SARAN                                                                           
DAFTAR PUSTAKA



PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
           reproduksi adalah suatu rangkaian dan interaksi organ dan zat dalam organisme yang dipergunakan untuk berkembang biak. Sistem reproduksi pada suatu organisme berbeda antara jantan dan betina. Organ Reproduksi pada Pria terdiri dari dua bagian yaitu organ reproduksi bagian luar, dan organ reproduksi bagian dalam. Bagian luar terdiri dari Penis, Buah Zakar, dan Skrotum (Kantung Pelir). Sedangkan organ kelamin bagian dalam terdiri dari Testis, Tubullus Seminiferus, dan Saluran Reproduksi.

B. TUJUAN
a. Tujuan Umum Agar mengetahui organ reproduksi pria secara keseluruhan.
b. Tujuan Khusus
       i. Mengetahui bagian-bagian dari Organ Reproduksi Luar maupun Dalam
       ii. Mengetahui Proses Spermatogenesis
       iii. Mengetahui Hormon-hormon pada Pria
       iv. Mengetahui Kelenjar Kelamin Pria

PEMBAHASAN
A. Sistem Reproduksi Pada Pria
          Sistem reproduksi pria meliputi organ-organ reproduksi, spermatogenesis dan hormon pada pria.
1. Organ Reproduksi Laki-laki Sama halnya dengan ciri sekunder dan primer. Organ reproduksi laki-laki dibedakan menjadi alat alat reproduksi yang tampak dari luar dan yang berada didalam tubuh.
        a. Organ Reproduksi Luar
             
             I. Penis terdiri dari jaringan-jaringan otot, jaringan spons yang lembut, pembuluh darah dan jaringan saraf.
               Fungsinya yaitu untuk kopulasi (hubungan antara alat kelamin jantan dan betina untuk memudahkan semen ke dalam organ reproduksi betina). Penis diselimuti oleh selaput tipis yang nantinya akan dioperasi padsa saat dikhitan/sunat.

            II. Buah zakar yang terdiri dari kantung zakar yang didalamnya terdapat sepasang testis dan bagian-bagian lainnya. Kulit luar nya disebut skrotum. Skrotum berfungsi melindungi testis serta mengatur suhu yang sesuai untuk spermatozoa (sel sperma).

           III. Skrotum (kantung pelir) merupakan kantung yang di dalamnya berisi testis. Skrotum berjumlah sepasang, yaitu skrotum kanan dan skrotum kiri. Di antara skrotum kanan dan skrotum kiri dibatasi oleh sekat yang berupa jaringan ikat dan otot polos (otot dartos). Otot dartos berfungsi untuk menggerakan skrotum sehingga dapat mengerut dan mengendur. Di dalam skrotum juga tedapat serat-serat otot yang berasal dari penerusan otot lurik dinding perut yang disebut otot kremaster. Otot ini bertindak sebagai pengatur suhu lingkungan testis agar kondisinya stabil. Proses pembentukan sperma (spermatogenesis) membutuhkan suhu yang stabil, yaitu beberapa derajat lebih rendah daripada suhu tubuh.

         b. Organ Reproduksi
            Dalam Organ reproduksi dalam yaitu organ yang tidak tampak dari luar, organ reproduksi pria bagian dalam terdiri atas :

           I. Tes-tis Testis sebenarnya adalah kelenjar kelenjar kelamin, berjumlah sepasang dan akan menghasilkan sel-sel sperma serta hormon testosteron. Skrotum dapat menjaga suhu testis. Jika suhu terlalu panas , skrotum mengembang, jika suhu dingin skrotum mengerut sehingga testis lebih hangat. Testis (gonad jantan) berbentuk oval dan terletak didalam kantung pelir (skrotum). Testis berjumlah sepasang (testes = jamak). Testis terdapat di bagian tubuh sebelah kiri dan kanan. Testis kiri dan kanan dibatasi oleh suatu sekat yang terdiri dari serat jaringan ikat dan otot polos.Fungsi testis secara umum merupakan alat untuk memproduksi sperma dan hormon kelamin jantan yang disebut testoteron.

         II. Tubulus Seminiferus Didalam testis terdapat terdapat saluran-saluran halus yang disebut saluran penghasil sperma (tubulus seminiferus). Dinding dalam saluran terdiri dari jaringan epitel dan jaringan ikat.

        III. Saluran Reproduksi (Saluran Pengeluaran)
           Saluran reproduksi maksudnya tempat sperma keluar atau jalan berupa lubang kecil yang menghubungkan organ dalam. Saluran pengeluaran pada organ reproduksi dalam pria terdiri dari epididimis, vas deferens, saluran ejakulasi dan uretra.

                     a) Epididimis berupa saluran panjang yang berkelok yang keluar dari testis. Epididimis berjumlah sepasang di sebelah kanan dan kiri. Epididimis berfungsi sebagai tempat penyimpanan sementara sperma sampai sperma menjadi matang dan bergerak menuju vas deferens.

                     b) Vasa deferens berupa saluran panjang dan lurus mengangkut sperma ke vesika seminalis. Vas deferens atau saluran sperma (duktus deferens) merupakan saluran lurus yang mengarah ke atas dan merupakan lanjutan dari epididimis. Vas deferens tidak menempel pada testis dan ujung salurannya terdapat di dalam kelenjar prostat. Vas deferens berfungsi sebagai saluran tempat jalannya sperma dari epididimis menuju kantung semen atau kantung mani (vesikula seminalis).

                    c) Saluran ejakulasi merupakan saluran yang pendek dan menghubungkan vesikula seminalis dengan urethra. Saluran ini berfungsi untuk mengeluarkan sperma agar masuk ke dalam uretra.

                    d) Uretra merupakan saluran panjang terusan dari saluran ejakulasi dan terdapat di penis.


  B. Spermatogenesis
      Spermatogenesis terjadi di dalam di dalam testis, tepatnya pada tubulus seminiferus. Spermatogenesis mencakup pematangan sel epitel germinal dengan melalui proses pembelahan dan diferensiasi sel, yang mana bertujuan untuk membentu sperma fungsional. Pematangan sel terjadi di tubulus seminiferus yang kemudian disimpan di epididimis. Dinding tubulus seminiferus tersusun dari jaringan ikat dan jaringan epitelium germinal (jaringan epitelium benih) yang berfungsi pada saat spermatogenesis. Pintalan-pintalan tubulus seminiferus terdapat di dalam ruang-ruang testis (lobulus testis). Satu testis umumnya mengandung sekitar 250 lobulus testis. Tubulus seminiferus terdiri dari sejumlah besar sel epitel germinal (sel epitel benih) yang disebut spermatogonia (spermatogonium = tunggal). Spermatogonia terletak di dua sampai tiga lapisan luar sel-sel epitel tubulus seminiferus. Spermatogonia terus-menerus membelah untuk memperbanyak diri, sebagian dari spermatogonia berdiferensiasi melalui tahap-tahap perkembangan tertentu untuk membentuk sperma. Pada tahap pertama spermatogenesis, spermatogonia yang bersifat diploid (2n atau mengandung 23 kromosom berpasangan), berkumpul di tepi membran epitel germinal yang disebut spermatogonia tipe A. Spermatogenia tipe A membelah secara mitosis menjadi spermatogonia tipe B. Kemudian, setelah beberapa kali membelah, sel-sel ini akhirnya menjadi spermatosit primer yang masih bersifat diploid. Setelah melewati beberapa minggu, setiap spermatosit primer membelah secara meiosis membentuk dua buah spermatosit sekunder yang bersifat haploid. Spermatosit sekunder kemudian membelah lagi secara meiosis membentuk empat buah spermatid. Spermatid merupakan calon sperma yang belum memiliki ekor dan bersifat haploid (n atau mengandung 23 kromosom yang tidak berpasangan). Setiap spermatid akan berdiferensiasi menjadi spermatozoa (sperma). Proses perubahan spermatid menjadi sperma disebut spermiasi. Ketika spermatid dibentuk pertama kali, spermatid memiliki bentuk seperti sel-sel epitel. Namun, setelah spermatid mulai memanjang menjadi sperma, akan terlihat bentuk yang terdiri dari kepala dan ekor. Kepala sperma terdiri dari sel berinti tebal dengan hanya sedikit sitoplasma. Pada bagian membran permukaan di ujung kepala sperma terdapat selubung tebal yang disebut akrosom. Akrosom mengandung enzim hialuronidase dan proteinase yang berfungsi untuk menembus lapisan pelindung ovum. Pada ekor sperma terdapat badan sperma yang terletak di bagian tengah sperma. Badan sperma banyak mengandung mitokondria yang berfungsi sebagai penghasil energi untuk pergerakan sperma. Semua tahap spermatogenesis terjadi karena adanya pengaruh sel-sel sertoli yang memiliki fungsi khusus untuk menyediakan makanan dan mengatur proses spermatogenesis.

C. Hormon pada Pria Proses spermatogenesis distimulasi oleh sejumlah hormon, yaitu testoteron, LH (Luteinizing Hormone), FSH (Follicle Stimulating Hormone), estrogen dan hormon pertumbuhan.
      i. Testoteron Testoteron disekresi oleh sel-sel Leydig yang terdapat di antara tubulus seminiferus. Hormon ini penting bagi tahap pembelahan sel-sel germinal untuk membentuk sperma, terutama pembelahan meiosis untuk membentuk spermatosit sekunder.
     ii. LH (Luteinizing Hormone) LH disekresi oleh kelenjar hipofisis anterior. LH berfungsi menstimulasi sel-sel Leydig untuk mensekresi testoteron.    
    iii. FSH (Follicle Stimulating Hormone) FSH juga disekresi oleh sel-sel kelenjar hipofisis anterior dan berfungsi menstimulasi sel-sel sertoli. Tanpa stimulasi ini, pengubahan spermatid menjadi sperma (spermiasi) tidak akan terjadi.
   iv. Estrogen Estrogen dibentuk oleh sel-sel sertoli ketika distimulasi oleh FSH. Sel-sel sertoli juga mensekresi suatu protein pengikat androgen yang mengikat testoteron dan estrogen serta membawa keduanya ke dalam cairan pada tubulus seminiferus. Kedua hormon ini tersedia untuk pematangan sperma.
   v. Hormon Pertumbuhan Hormon pertumbuhan diperlukan untuk mengatur fungsi metabolisme testis. Hormon pertumbuhan secara khusus meningkatkan pembelahan awal pada spermatogenesis.

D. Gangguan pada Sistem Reproduksi Pria
     i. Hipogonadisme Hipogonadisme
       adalah penurunan fungsi testis yang disebabkan oleh gangguan interaksi hormon, seperti hormon androgen dan testoteron. Gangguan ini menyebabkan infertilitas, impotensi dan tidak adanya tanda-tanda kepriaan. Penanganan dapat dilakukan dengan terapi hormon.

   ii. Kriptorkidisme
      Kriptorkidisme adalah kegagalan dari satu atau kedua testis untuk turun dari rongga abdomen ke dalam skrotum pada waktu bayi. Hal tersebut dapat ditangani dengan pemberian hormon human chorionic gonadotropin untuk merangsang terstoteron. Jika belum turun juga, dilakukan pembedahan.

  iii. Uretritis
     Uretritis adalah peradangan uretra dengan gejala rasa gatal pada penis dan sering buang air kecil. Organisme yang paling sering menyebabkan uretritis adalah Chlamydia trachomatis, Ureplasma urealyticum atau virus herpes.

 iv. Prostatitis
    Prostatitis adalah peradangan prostat. Penyebabnya dapat berupa bakteri, seperti Escherichia coli maupun bukan bakteri.

 v. Epididimitis
   Epididimitis adalah infeksi yang sering terjadi pada saluran reproduksi pria. Organisme penyebab epididimitis adalah E. coli dan Chlamydia.

 vi. Orkitis
     Orkitis adalah peradangan pada testis yang disebabkan oleh virus parotitis. Jika terjadi pada pria dewasa dapat menyebabkan infertilitas.

E. Kelenjar kelamin Pria

i. Vesikula seminalis berjumlah sepasang, terletak dibawah dan atas kantung kemih. Merupakan tempat untuk menampung sperma sehingga disebut dengan kantung semen. Menghasilkan getah berwarna kekuningan yang kaya akan nutrisi bagi sperma dan bersifat alkali.Berfungsi untuk menetralkan suasana asam dalam saluran reproduksi wanita.

ii. Kelenjar prostat Kelenjar prostat melingkari bagian atas uretra dan terletak di bagian bawah kantung kemih. Kelenjar prostat menghasilkan getah yang mengandung kolesterol, garam dan fosfolipid yang berperan untuk kelangsungan hidup sperma.

iii. Kelenjar Cowper (kelenjar bulbouretra) merupakan kelenjar yang salurannya langsung menuju uretra. Kelenjar Cowper menghasilkan getah yang bersifat alkali (basa).

KESIMPULAN
A. Kesimpulan Organ Reproduksi pria, terdiri dari 2 bagian,yaitu Organ Reproduksi bagian Luar dan Organ Reproduksi Bagian Dalam. Dalam Organ Reproduksi Bagian Luar Terdiri atas Penis, Buah Zakar, dan Skrotum (Kantong Pelir). Sedangkan dalam Organ Reproduksi Bagian Dalam terdiri atas Testis, Tubulus Seminiferus, dan Saluran Reproduksi (Saluran Pengeluaran). Dalam Saluran Reproduksi (Saluran Pengeluaran) terdiri atas Epididimis, Vas Diverens, Saluran Ejakulasi, dan Uretra.


B. Saran
- Mahasiswa harus mampu mengetahui tentang sistem reproduksi pria
- Mahasiswa harus dapat menjelakan tentang sistem reproduksi pria
- Dosen Pembimbing dapat menjelaskan sistem reproduksi pria secara mendetail.

DAFTAR PUSTAKA

Harper, Rodwell, Mayes, 1977, Review of Physiological Chemistry www.organreproduksipria.com http://www.organ+reproduksi.com http://organreproduksipadapria.com

Sabtu, 06 Oktober 2012

melakukan cuci tangan biasa

Kegagalan untuk melakukan kebersihan dan kesehatan tangan yang tepat dianggap sebagai sebab utama infeksi nosokomial, infeksi tersebut bisa menular dipelayanan kesehatan, cuci tangan dianggap sebagai salah satu langkah paling efektif untuk mengurangi penularan mikroorganisme dan mencegah infeksi. Cuci tangan adalah pembuangan kotoran dan debu dari kulit kedua belah tangan dengan memakai sabun dan air mengalir untuk membersihkan tangan. Tujuan mencuci tangan yaitu untuk menghilangkan debu dan segala jenis kotoran ditangan serta mengurangi jumlah mikroorganisme sementara. Cuci tangan sebaiknya dilakukan sebelum kontak langsung atau memeriksa pasien, sebelum memakai sarung tangan steril/DTT, dan setelah melepas sarung tangan. Berikut ini peralatan perlengkapan serta prosedur pelaksanaan : A. PERALATAN DAN PERLENGKAPAN 1. Sabun biasa/antiseptik 2. Handuk bersih 3. Wastafel atau air mengalir B. PROSEDUR PELAKSANAAN 1. Siapkan peralatan 2. Lepas semua aksesoris yang ada pada tangan seperti : cincin, gelang, jam tangan, dll. 3. Basahi kedua tangan dengan air mengalir, gunakan sabun secara merata pada kedua tangan. 4. Menggosok tangan, antara lain sbb : a. Gosok kedua tangan da jari b. Gosok punggung tangan secara bergantian c. Gosok sela-sela jari tangan yang berlawanan secara bergantian d. Gosok punggung jari secara bergantian e. Gosok ibu jari secara bergantian f. Gosok ibu jari pada telapak tangan secara bergantian 5. Bilas kedua tangan dengan air bersih secara bergantian 6. Tutup kran ( ditutup dengan tissue atau handuk kecil yang bersih agar mikroorganisme yang ada dikran tidak menempel lagi ditangan ) 7. Keringkan tangan dengan handuk bersih. Itu cara mencuci tangan biasa, lakukan juga dirumah ya, sebelum makan atau minum, agar tidak ada mikoorganise yang masuk ke mulut.